Selamat Jalan Sahabatku (in memoriam: GUNARKO)
Selamat Jalan Sahabatku
By : Djoko Lelono
Hari itu di siang yang sangat terik begitu teriknya hingga terasa membakar kulitku, namun tidak kupedulikan, aku tidak perduli berapa lama aku akan seperti ini. aku hanya terpaku di depan sebuah tumpukan tanah yang bertaburan bunga serta nisan terbuat dari papan kayu bertuliskan sebuah nama sahabatku yang sejak 12 tahun yang lalu aku mengenalnya, GUNARKO adalah sahabat baik ku, aku menganggapnya sudah seperti kakak ku sendiri, saat aku susah dia selalu ada untuk membantuku hingga masalahku benar-benar selesai, baik masalah pribadi, dll.
Tiga hari telah berlalu, semenjak kau pergi, hari-hari ku dipenuhi oleh rasa penyesalan yang teramat dalam dihati (kenapa ketika kau dalam keadaan susah aku tidak bisa membatu apapun), aku memang mempunyai banyak sekali teman, tapi mereka semua tidak ada yang bisa seperti mu Gun (panggilanku untuknya), aku sungguh kehilangan sosok yang selalu membimbing dan selalu membela yang selalu ada dalam keadaan apapun.
Masih teringat jelas dibenakku kejadian itu tepatnya ditahun 2013 rumahku nyaris roboh, aku binggun mau mencari bantuan kemana tetapi dia datang hari itu dan bicara :
Ko (panggilannya kepadaku) lu tuh orang super goblok, lu banyak kenalan Kepala Desa, Dewan dan masih banyak lagi, lu mantan anggota PPK di Tambun Selatan 3 kali cuma masalah kecil gini lu gak bisa selasain, bener2 super dah goblook lu..
Akupun menjawab : Gun siapa gw, gw cuma orang terbuang yang sudah dihancurkan sehacur2nya oleh oleh rekan-rekan gw di PPK gun, apa ada para pejabat itu yang mau bantu gw, gw udah hubungin yang gw kenal jawaban mereka cuma satu, maaf untuk saat ini kami tidak bisa bantu apapun.
Gunarko kembali membentakku dengan kata-kata lebih pedas lagi : mati aja lu sonoh nyemplung aja ke Kalimalang klo cuma begini aja gak bisa, sini foto copy AJB rumah sama KTP lu, gw daftarin program Rutilahu ntar diedesa.
Aku hanya bicara : apa bisa Gun, semetara ini rumah paling cuma tahan beberapa bulan klo cuaca terus cerah atau beberapa hari klo ujan.
Gun pun menjawab : udah jangan kebanyakan bacot gak ada gunanya pisan bacot lu, udah tenang lu gobloook semua gw yang urus secepatnya.
Alhamdulillah ternyata hanya dalam waktu kurang lebih 2 bulan aku dapat bantuan sebesar 13 juta Rupiah dari Desa di program rutilahu untuk meperbaiki rumahku yang mau roboh, setiap hari dia selalu mengawasi proses pembangunan rumahku hingga selesai, tepatnya pada bulan Maret 2013, sejak itulah banyak sekali pengalaman dan pelajaran luar biasa yang ku dapat darimu.
Dimalam itu tepatnya pada tanggal 4 Juni 2021 jam 03:55 WIB Jum'at dini hari aku mendapat telepon WA darimu dengan aku berpikir akanku beri tahu sebuah kabar gembira dariku bahwa aku ada rejeki pekerjaan pangaspalan jalan siang nanti,
Aku langsung menjawab : yaaa tumben lu telpon pagi-pagi buta ada apa..?
Ternyata yang menjawab bukan Gunarko : Bang ini saya Riki adiknya Bang Randi, mau kasi kabar bang Gun meninggal.
Tidak mengunggu Riki selesai bicara langsung aku jawab : Jangan becanda lu setan gak ada angin gak ada ujan lu kasi kabar Gun meninggal, tadi sore masih WA an sama gw
Riki pun menjawab : sumpah bang saya gak bohong
Terdiam aku sejenak dan akhirnya aku mulai bertanya lagi : lu sekarang dimana Ki...? dan tolong serlok rumah Bang Gunarko sekarang (sudah hampir 2 tahun tanpa sepengetahuanku Gun sudah pindah ke kontrak barunya, setiap aku tanya kepadanya dimana rumahnya selalu menjawab dekat tuuuh di buwek, sebuah kampung di Desa Sumberjaya Kecamatan Tambun Selatan, namun tidak pernah memberikan tepatnya dimana).
Setelah aku dapat Selok rumahnya dari Riki sesegera mungkin aku kesana, tanpa menghiraukan aku pakai baju yang layak atau tidak, aku kesana hanya mengenakan kaos bolong dan celana buntung, sesampainya dirumahnya aku tidak bisa menahan air mataku saat aku melihat sebuah tubuh terbaring kaku dengan ditutup kain batik dan beralaskan tikar seadanya yang di kelilingi anak-anak dan istrimu sambil membaca ayat-ayat al-quran dan aku masih tidak percaya bahwa ternyata itu adalah tubuhmu sahabat ku. Aku Terdiam tanpa sepatah katapun karena masih belum bisa aku tidak terima dan tidak percaya jika kau telah pergi untuk selamanya.
Barulah hari ini dihari ke 3 setelah kau pergi aku menyadari jika kau telah pergi untuk selama-lamanya, setalah istriku bertanya kamu kenapa diam saja mas...?, langsung seketika aku peluk istriku dan menangis sejadi-jadinya, sampai akhirnya aku tulis ini dengan rasa penyesalan yang mendalam karena tidak bisa mambantu apapun ketika kau rasakan susah dan sakitmu tanpa ada satupun orang yang tau termasuk orang-orang terdekatmu.
Sahabat pergilah dengan tenang
Selamat Jalan sahabatku..."GUNARKO"
Terima kasih atas semua pelajaran dan pengalaman yang kau berikan.
Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang bagi semesta.
Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah bagi semesta.
(Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari)