Header Ads

Bocah 14 bulan meninggal Dunia

KOTA BEKASI - Wajah Bekasi , Bocah usia 14 bulan, Falya Raafany warga ‪Jalan Tahir Gang Genang Rt 04/ Rw 11 No.79 Kelurahan kranji Bekasi Barat, Kota Bekasi, Minggu pagi (1/11) pukul 06'05 WIB akhirnya meningga dunia. Pasien meninggal dunia akibat tidak mendapatkan pelayanan kurang baik dari suster RS.Awal Bros Bekasi,yang berani menyuntik pasien tanpa didampingi dokter yang diduga korban malapraktik. Ibrahimn, sang ayah Falya (Almahrum ) mengungkapkan kronoligis anaknya masuk RS.Awal Bros Bekasi,Rabu (28/10) masuk RS sakit Diare (Dehidrasi ringan),lalu perawat menyuntik Falya dan memberikan infusan selam satu hari. "Lalu kamisnya anak saya sudah membaik dan sudah bisa tertawa ceria," ungkap Ibrahim ,di rumah duka. Melihat kondisi anaknya yang merasa sudah membaik,dihari yang sama pukul 12.00 WIB, Ibrahim pulang karena mau masuk kerja. Namun di tempat kerjanya, ia punya firasat yang kurang baik melihat anaknya masih berbaring di RS. Lalu pulang lebih cepat dari pekerjaannya karena terus kefikiran anaknya. "Begitu sampe Pukul 15.00 WIB, anak saya udah drop, trus badannya sudah bengkak dan biru-biru. Ternyata tanpa sepengatahuan saya, puluk 13.00 siang perawat masukin suntikan antibiotik melalui infusan sudah tanpa didampingi dokter juga,"paparnya. Begitu melihat kondisi anaknya, sang Ibu pasien Eri Kusrini‬ juga sangat panik melihat sorenya Falya masuk ICU. Dokter bilangnya bukan karena antibiotik. Stok anafilaktik‬. Faktanya, Falya alergi antibiotik, suster malah menyuntik pasien, stelah disuntik badannya biru-biru dan bengkak. "Kamis sore anak saya masuk ICU. Saya menilai, pihak RS Awal Bros Bekasi tidak memenuhi prosedur RS.lalu saya panggil dokter jaga, anak saya hanya diperiksa doang disaat kritis, abis itu pergi lagi. Setengah jam gak balik, saya gebrak meja perawat untuk segera menindaklanjuti perawatan anak saya,"bebernya ‪Dari pantauan Ibrahim, dokter melakukan tindkaan Screen test alergi antibiotik kepada anaknya disaat sedang kritis. "Walaupun satu banding 1000. Suster yang memberikan Trisefin ING 1 gram, Infus NS 100 ML. Seharusnya dia didampingi dokter saat memberikan suntikan. Karena ini kan menyangkut nyawa manusia, jangan. main-main,"kesal Ibrahim. Atas perlakuan dan perawatan yang kurang baik dari pihak RS. Pihak orang tua dan keluarga korban tidak terima begitu saja anaknya meninggal dunia karena kelalaian pihak suster. "Saya tidak terima dengan prosedur pihak suster yang sudah berani menyuntik anak saya, tanpa didampingi dokter dan tanpa koordinasi Ini sama saja sudah melanggar kode etik kedokteran. Dan saya akan menuntut pihak RS.Awal Bros untuk meminta pertanggung jawabannya."Jelasnya.(red)